TNI Bantu Atasi Krisis Air Bersih di Lebanon Selatan: Misi Kemanusiaan Garuda Prima Water Donation
allintimes.com – TNI Bantu Atasi Krisis Air Bersih di Lebanon Selatan – Lebanon Selatan saat ini tengah menghadapi krisis air bersih yang serius, terutama di wilayah-wilayah terdampak konflik antara IDF (Israel Defence Force) dan Hezbollah.
Di tengah situasi yang sulit tersebut, Tentara Nasional Indonesia (TNI) melalui Satgas Yonmek TNI Kontingen Garuda XXIII-S/UNIFIL tampil sebagai garda terdepan dalam membantu masyarakat sipil dengan meluncurkan program bantuan air bersih gratis bertajuk Garuda Prima Water Donation.
Langkah konkret ini menjadi bukti nyata komitmen TNI dalam menjalankan misi perdamaian dan kemanusiaan di bawah bendera PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), khususnya dalam misi United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL). Dalam konteks geopolitik dan sosial yang rumit di Lebanon, kehadiran TNI tak hanya membawa stabilitas, tapi juga harapan baru bagi warga sipil yang terdampak krisis berkepanjangan.
Inisiatif Kemanusiaan dari Indonesia untuk Dunia
Komandan Satgas Yonmek TNI Kontingen Garuda XXIII-S/UNIFIL, Kolonel Inf Raja Gunung Nasution, memimpin langsung inisiatif ini sebagai bagian dari program Civil-Military Coordination (CIMIC). Ia menegaskan bahwa program ini merupakan bentuk nyata keterlibatan TNI dalam menjawab kebutuhan mendesak masyarakat lokal, khususnya akses terhadap air bersih.
“Kami membuat program Garuda Prima Water Donation atau Gratis yang bertujuan memberikan donasi air bersih kepada desa terdampak. Salah satu desa yang diprioritaskan adalah Adchit Al Qusair, karena berada di wilayah tanggung jawab Indobatt,” ujar Kolonel Gunung.
Program ini menjadi bagian dari kegiatan Community Engagement Walk (CEW) yang merupakan strategi pendekatan sosial TNI kepada komunitas lokal, guna memperkuat hubungan sipil dan militer secara harmonis serta mendorong stabilitas jangka panjang.
Suplai Air Bersih Rutin Setiap Pekan
Krisis air yang melanda wilayah Adchit Al Qusair bukan sekadar masalah sementara. Ketidakstabilan akibat konflik membuat infrastruktur air hancur atau tidak berfungsi maksimal. Untuk itu, Indobatt XXIII-S menjadwalkan pengiriman air secara rutin setiap minggu, dengan kapasitas sebesar 36.000 liter air bersih. Artinya, dalam sebulan, masyarakat desa tersebut akan menerima sekitar 144.000 liter air bersih dari TNI.
Kegiatan ini dimulai pada 6 Mei 2025 dan langsung mendapat respon positif dari tokoh masyarakat dan warga setempat. Kehadiran truk air dari TNI disambut dengan antusiasme dan rasa haru oleh warga yang telah lama kesulitan mendapatkan akses terhadap air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
“Kami mengucapkan terima kasih dan rasa hormat kepada Indonesia. Banyak masyarakat belum kembali karena kekurangan air. Dengan bantuan Indonesia, insyaallah kami akan bangkit dari penderitaan,” ujar Major, kepala desa Adchit Al Qusair.
Peran Strategis TNI dalam Diplomasi dan Kemanusiaan
Bukan kali pertama TNI terlibat dalam misi kemanusiaan global. Sejak era kontingen perdamaian pertama dikirimkan ke Kongo pada tahun 1960-an, Indonesia terus berkomitmen untuk berpartisipasi aktif dalam Peacekeeping Operation PBB. Di Lebanon, Indonesia menjadi salah satu kontributor pasukan terbesar, dengan ribuan prajurit yang pernah bertugas di bawah misi UNIFIL.
Partisipasi dalam misi seperti ini tidak hanya menegaskan posisi Indonesia sebagai negara yang cinta damai, tetapi juga membangun citra positif bangsa di mata dunia internasional. Misi seperti Garuda Prima Water Donation adalah contoh nyata bagaimana diplomasi kemanusiaan bisa menjadi instrumen lunak (soft power) yang memperkuat hubungan internasional.
TNI dan Pendekatan Humanis di Wilayah Konflik
Ketika sebagian besar pasukan penjaga perdamaian fokus pada aspek keamanan dan pengamanan wilayah, Satgas TNI hadir dengan pendekatan yang lebih humanis. Program bantuan air bersih merupakan respons langsung terhadap krisis kebutuhan dasar yang dialami masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa TNI tidak hanya siap menjaga perdamaian, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan tanggung jawab kemanusiaan yang tinggi.
Program ini sekaligus menjadi bagian dari strategi hearts and minds, yakni memenangkan hati dan pikiran masyarakat dengan cara-cara yang penuh empati dan memberi solusi konkret terhadap permasalahan lokal. Dengan pendekatan seperti ini, kepercayaan publik terhadap pasukan perdamaian, khususnya Indobatt, meningkat drastis.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meski program ini berjalan baik, tantangan di lapangan tetap ada. Mulai dari medan yang sulit, keterbatasan logistik, hingga faktor keamanan yang belum sepenuhnya kondusif, semua menjadi ujian tersendiri bagi personel Satgas TNI. Namun demikian, dedikasi dan profesionalisme para prajurit Garuda terus menjadi kunci keberhasilan setiap misi.
Ke depan, harapannya program seperti Garuda Prima Water Donation bisa diperluas ke desa-desa lain yang juga mengalami krisis air bersih di wilayah selatan Lebanon. Selain itu, program ini juga bisa menjadi role model bagi misi-misi perdamaian lainnya, termasuk kontribusi TNI di negara-negara seperti Republik Demokratik Kongo, Sudan Selatan, maupun Afrika Tengah.
Kesimpulan
Kehadiran TNI di Lebanon Selatan bukan hanya sebagai penjaga perdamaian, tapi juga sebagai pelayan kemanusiaan. Melalui program Garuda Prima Water Donation, Satgas Indobatt XXIII-S membuktikan bahwa TNI mampu beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat lokal, memberikan bantuan nyata yang menyentuh langsung kehidupan warga sipil, dan mengangkat martabat bangsa Indonesia di mata dunia.
Dengan semangat kemanusiaan, profesionalisme tinggi, dan dedikasi untuk perdamaian dunia, TNI terus menunjukkan bahwa mereka bukan hanya tentara penjaga wilayah, tetapi juga penggerak harapan bagi mereka yang terdampak konflik dan krisis.