Strawberry Moon: Purnama Stroberi Terendah Sejak 2043

[Photo: Kiyomi Yoshimatsu/500px/Getty Images]

allintimes.com | Bulan purnama yang disebut Strawberry Moon tampil memukau pada Rabu malam, 11 Juni 2025. Disebut “ Strawberry Moon” karena waktunya bertepatan dengan musim panen stroberi di budaya asli Amerika, fenomena ini menjadi sorotan global karena posisi bulan terendah dalam hampir dua decade.

Latar Belakang dan Detail Fenomena

Strawberry Moon adalah sebutan untuk bulan purnama di bulan Juni. Nama ini muncul dari tradisi suku Algonquian yang menandai musim panen stroberi. Tahun ini, fenomena ini terjadi saat major lunar standstill, suatu titik ekstrem dalam orbit Bulan terhadap Bumi yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun. Posisi Bulan yang sangat rendah di cakrawala membuat purnama terlihat lebih besar dan berwarna hangat—kuning hingga oranye.

Fakta dan Data dari Sumber Resmi

  1. Waktu puncak: menurut Kompas, Strawberry Moon mencapai puncaknya pada 11 Juni 2025 pukul 14.43 WIB, sehingga terbaik disaksikan malam sebelumnya atau setelahnya.
  2. Fenomena langka: posisi bulan paling rendah sejak tahun 2006; puncak orbit langka berikutnya baru terjadi 2043.
  3. Lebih besar & oranye: warna hangat dan efek optik-ilusi ini disebabkan hamburan atmosfer dan posisi rendah.
  4. Pengaruh orbit dan matahari: terjadi sehari setelah titik balik matahari musim panas (summer solstice), menjadikannya akhir musim semi astronomis.

Dampak dan Respons Masyarakat

Fenomena ini memikat banyak orang di berbagai kota seperti Malang, Jogja, dan Semarang, hingga penggemar astronomi mengambil foto selama malam puncak. Media lokal menyoroti potret indah ini dan mengedukasi publik tentang arti nama serta waktu terbaik observasi. Para pengamat merekomendasikan tempat tinggi atau lokasi terbuka bebas polusi cahaya—seperti bukit, pantai, atau rooftop—untuk mendapatkan pengalaman terbaik.

Analisis Singkat & Arah Observasi ke Depan

Fenomena ini penting sebagai pengingat hubungan antara langit malam dan budaya tradisional. Ilmu dan budaya saling terkait: astronomi modern mengkonfirmasi pengamatan tradisi suku asli terkait panen stroberi, dan masyarakat diberi peluang belajar siklus alam kosmik.

Untuk observasi ke depan:

  1. Waspadai kondisi cuaca dan polusi cahaya, gunakan lokasi gelap.
  2. Siapkan kamera dengan stabilizer atau tripod, serta teropong atau teleskop untuk detail permukaan Bulan.
  3. Catat waktu pengamatan terbaik (malam sebelum dan sesudah puncak), serta cek data astronomi di situs seperti Time and Date.

Fenomena Strawberry Moon 11 Juni 2025 menyuguhkan pertunjukan alam langka—bulan purnama terbesar dan terendah dalam hampir dua dekade.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *