Ahmad Dhani Kembali Sorot Kasus Lama Bersama Maia Estianty: Fitnah atau Klarifikasi?
allintimes.com – Ahmad Dhani, musisi kontroversial dan pentolan grup band legendaris Dewa 19, kembali menjadi sorotan publik usai mengunggah video terbaru bertajuk “Fitnah Maia Part 2” di kanal YouTube pribadinya, Ahmad Dhani Dalam Berita. Dalam video tersebut, Dhani mengangkat kembali topik lama seputar tuduhan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang sempat dilontarkan mantan istrinya, Maia Estianty, pada tahun 2007 silam.
Langkah Dhani ini sontak menuai reaksi beragam dari publik. Sebagian melihatnya sebagai usaha membuka kembali luka lama yang seharusnya sudah usai, sementara yang lain menganggapnya sebagai bentuk klarifikasi dari tuduhan yang selama ini masih menempel di benaknya.
Kilas Balik Kasus KDRT Ahmad Dhani dan Maia Estianty
Pada tahun 2007, kabar retaknya rumah tangga pasangan selebritas Ahmad Dhani dan Maia Estianty mengejutkan publik. Selain persoalan rumah tangga yang biasa, tuduhan KDRT pun ikut mencuat dan menyita perhatian media. Dalam sebuah wawancara kala itu, Maia mengaku bahwa ia mengalami kekerasan fisik dari Dhani.
“Hari itu aku terima SMS yang tak enak dari dia dan diusir dari rumah. Aku didorong, digeret, dan dilempar koper,” kata Maia dalam cuplikan video lawas yang kini kembali diputar oleh Dhani di kanal YouTube-nya.
Maia melaporkan kejadian tersebut ke Polda Metro Jaya dan menjalani visum di Rumah Sakit Jakarta. Namun, setelah melalui proses penyelidikan, kasus ini akhirnya dihentikan oleh pihak kepolisian karena dianggap tidak cukup bukti.
Pada tanggal 3 November 2008, Polda Metro Jaya secara resmi menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) terhadap kasus tersebut. Pihak kepolisian menyatakan bahwa tidak ditemukan cukup alat bukti untuk menjerat Ahmad Dhani dengan tuduhan KDRT terhadap Maia Estianty.
Ahmad Dhani Ungkit Lagi Kasus Lama Lewat YouTube
Dalam video yang diunggah awal Juni 2025, Ahmad Dhani secara eksplisit menampilkan kembali wawancara-wawancara lawas Maia Estianty yang membahas dugaan KDRT tersebut. Video ini berdurasi lebih dari 10 menit dan diberi judul “Fitnah Maia Part 2” — kelanjutan dari video sebelumnya yang bertema serupa.
Narator dalam video itu menyatakan dengan tegas bahwa “Ahmad Dhani Prasetyo tidak terbukti melakukan KDRT terhadap Bunda Maia.” Dengan menyajikan kembali dokumentasi lama dan hasil akhir kasus, Dhani tampaknya berupaya membersihkan namanya dari tudingan yang sudah lama beredar.
Langkah ini dinilai sebagian orang sebagai bentuk counter-narrative, di mana Dhani mencoba mengoreksi opini publik yang terbentuk bertahun-tahun lalu.
Respons Publik: Klarifikasi atau Drama Baru?
Tindakan Dhani yang kembali mempublikasikan video tersebut memunculkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Beberapa warganet memuji keberanian Dhani dalam meluruskan tuduhan yang dianggap sudah memengaruhi citra dirinya selama lebih dari satu dekade. Namun, tidak sedikit pula yang menganggap bahwa Dhani seharusnya sudah move on dan tidak perlu kembali mengangkat luka lama, terlebih jika Maia Estianty sendiri tidak mengomentari hal tersebut lagi di ruang publik.
Komentar yang berseliweran di media sosial pun mencerminkan perpecahan opini itu:
-
“Mungkin Dhani capek difitnah terus selama bertahun-tahun. Wajar dia klarifikasi,” tulis seorang netizen.
-
“Kalau memang sudah selesai, kenapa harus diungkit lagi? Kasihan anak-anak mereka,” ujar netizen lain.
Maia Estianty Belum Beri Tanggapan Resmi
Hingga artikel ini ditulis, Maia Estianty belum memberikan komentar resmi terkait video terbaru yang diunggah Ahmad Dhani. Maia, yang kini fokus pada kegiatan musik dan bisnis serta kehidupan rumah tangganya bersama Irwan Mussry, terkesan enggan terseret kembali dalam pusaran konflik masa lalu.
Dalam beberapa kesempatan, Maia memang pernah menyebut bahwa dirinya ingin fokus pada hal-hal positif dan menjaga hubungan baik dengan ayah dari ketiga anaknya, yaitu Al Ghazali, El Rumi, dan Dul Jaelani.
Kisah Cinta dan Perceraian yang Ikonik
Ahmad Dhani dan Maia Estianty dikenal sebagai salah satu pasangan paling ikonik dalam industri musik Indonesia era 1990-an hingga awal 2000-an. Keduanya mendirikan grup musik Ratu yang sempat populer. Namun, rumah tangga mereka akhirnya retak dan resmi bercerai pada tahun 2008.
Perceraian mereka sempat menjadi bahan pemberitaan utama media hiburan, terutama karena drama rumah tangga dan tuduhan yang menyertainya, termasuk tudingan KDRT yang kini kembali diungkit.
Dampak Terhadap Anak dan Reputasi
Salah satu aspek penting dalam dinamika hubungan Dhani dan Maia adalah ketiga anak mereka yang kini telah tumbuh dewasa. Al, El, dan Dul bahkan sudah aktif di dunia hiburan dan sering muncul dalam wawancara serta proyek musik.
Seiring berjalannya waktu, baik Dhani maupun Maia tampak berusaha mempertahankan hubungan baik demi anak-anak mereka. Namun, langkah Dhani yang kembali memunculkan topik lama ini bisa saja berdampak terhadap psikologis anak-anak, terlebih jika mereka harus menghadapi pertanyaan dari media atau publik tentang konflik orang tuanya.
Upaya Membangun Citra di Era Digital
Di era digital saat ini, platform seperti YouTube dan media sosial telah menjadi alat strategis bagi publik figur untuk membentuk narasi sendiri. Ahmad Dhani tampaknya memahami betul kekuatan media ini. Kanal YouTube-nya tidak hanya digunakan untuk menampilkan sisi musikal, tetapi juga menjadi medium pembelaan diri dan klarifikasi terhadap isu-isu lama.
Namun demikian, pertanyaan mendasar tetap muncul: apakah membongkar kembali masa lalu yang telah dikubur lebih dari satu dekade benar-benar langkah yang bijak? Apakah publik butuh diingatkan kembali akan kisah lama yang penuh kontroversi ini?
Masa Lalu Tak Selalu Perlu Diulang
Kontroversi antara Ahmad Dhani dan Maia Estianty memang menjadi bagian dari sejarah selebritas Tanah Air. Tuduhan KDRT yang pernah mencuat sempat memicu simpati dan kemarahan publik, meskipun secara hukum kasus tersebut telah dinyatakan tidak cukup bukti.
Kini, dengan unggahan video bertema “Fitnah Maia Part 2”, Dhani mencoba menawarkan sisi versinya sendiri—sebuah langkah yang sekaligus menjadi refleksi atas bagaimana seseorang memaknai keadilan, reputasi, dan narasi diri di mata publik.
Namun, sebagaimana pepatah mengatakan: “Waktu menyembuhkan segalanya.” Semakin banyak orang berharap bahwa konflik masa lalu tidak perlu terus-menerus diangkat kembali. Terlebih ketika semua pihak kini telah menemukan kehidupan dan kedamaian masing-masing.