SPM Agam Sukses Panen 3 Kali, Titiek Soeharto Mau Terapkan Nasional!
allintimes.com – Sumbar | Ketua Komisi IV DPR, Titiek Soeharto, kembali memberikan sorotan tajam terhadap SPM Agam usai panen padi di Ampek Angkek, Sumatera Barat. Ia minta metode SPM Agam segera diadopsi di seluruh wilayah Indonesia.
Program Sawah Pokok Murah (SPM) muncul di Kabupaten Agam sejak 2021, dikembangkan oleh pakar lokal, Ir. Djoni. Metode ini hemat bahan kimia, minim olah tanah, serta mampu memanen tiga kali dalam setahun.
Pada Sabtu (21/6), Komisi IV DPR RI yang dipimpin oleh Titiek Soeharto kunjungi Desa Ampang Gadang untuk melihat langsung panen SPM. Titiek memanen padi hasil inovasi petani lokal tersebut. Hasil panen tinggi, hemat 30% pupuk, dan minim air—ini sesuai visi kemandirian pangan nasional seperti yang digambarkan Presiden Prabowo.
Dikutip dari Detik News, bahwa budidaya SPM Agam mampu meningkatkan hasil panen hingga 40% dibanding metode konvensional, serta menghemat pupuk hingga 30%. Strategi penggunaan jerami sebagai mulsa dan tanpa olah tanah memperkuat daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan hama. Sekitar 2.000 petani di Agam telah mengimplementasikan SPM, menghasilkan produksi padi berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Baca Juga: Siti Hediati Soeharto S.E. Gencarkan Peran Masyarakat dalam Menjaga Hutan Lewat Bimtek di Yogyakarta
Respons & Dampak Positif terhadap SMP Agam
Titiek menyebut SPM Agam sebagai model pertanian cerdas dan patut ditiru. Ia mendorong Kementerian Pertanian untuk segera melakukan penelitian dan pendampingan cepat. Wagub Sumbar dan Bupati Agam memberikan dukungan penuh, menyatakan kesiapan pengembangan ke wilayah lain di Sumbar atau daerah rawan pangan. Masyarakat melihat SPM sebagai solusi dual: memperbaiki pendapatan petani sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.
Analisis & Arah Kebijakan
- Replikasi cepat SPM: Rekomendasi mendesak agar Kementan menyiapkan skema pilot di daerah lain, termasuk akses bibit lokal dan irigasi.
- Pendekatan bottom‑up: Libatkan petani dalam riset lanjutan sehingga metode ini terus diperbaiki sesuai kondisi lokal.
- Subsidi ramah lingkungan: Beri insentif untuk petani yang gunakan SPM—misalnya pupuk organik lokal dan pelatihan intensif.
- Promosi nasional: Kampanye media dan kemitraan dengan Pusat Pelatihan Pertanian untuk percepatan adopsi.
Kunjungan Komisi IV DPR ke Agam membuktikan bahwa inovasi seperti SPM Agam layak menjadi solusi nasional dalam mendukung swasembada pangan. Langkah nyata segera menanti: dari riset cepat hingga adopsi daerah. [SVN-Sumbar]