Harga Saham IHSG Keok hingga 9%, Ini Daftar Saham Top Gainers Usai Trading Halt
allintimes.com – Jakarta, 8 April 2025 – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjungkal hingga 9% pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (8/4/2025), yang memicu trading halt atau penghentian sementara aktivitas jual beli di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Langkah ini dilakukan sebagai respons atas anjloknya indeks secara drastis dalam waktu singkat, sesuai dengan ketentuan otoritas bursa yang mengatur batas bawah Auto Rejection Bawah (ARB). Penurunan tajam ini mencerminkan kepanikan pelaku pasar terhadap sentimen global yang memburuk, salah satunya dipicu oleh pengumuman tarif dagang baru oleh pemerintah Amerika Serikat terhadap produk asal Indonesia.
Kondisi ini turut menekan mayoritas saham dari berbagai sektor, mulai dari perbankan, teknologi, hingga komoditas, yang secara serentak mengalami koreksi harga. Namun menariknya, di tengah tekanan hebat tersebut, beberapa saham justru menunjukkan perlawanan dan berhasil mencatatkan kenaikan signifikan.
Saham-saham ini didominasi oleh emiten dari sektor media, manufaktur, hingga properti, yang masuk ke dalam jajaran top gainers hari ini. Fenomena ini menunjukkan bahwa meskipun pasar sedang diliputi ketidakpastian, peluang tetap ada bagi saham-saham dengan fundamental kuat atau sentimen positif tersendiri.
Harga Saham IHSG Terjun Bebas, Bursa Menghentikan Sementara Perdagangan
IHSG dibuka pada level 5.914,28 dan langsung merosot 598,56 poin atau 9,19% ke posisi 5.912,06. Pelemahan tajam ini mendorong BEI melakukan trading halt selama 30 menit, sesuai aturan batas bawah Auto Rejection Bawah (ARB). Total volume transaksi mencapai 1,59 miliar saham dengan nilai turnover Rp 1,92 triliun dan frekuensi transaksi sebanyak 64.620 kali.
Dari total 626 saham yang diperdagangkan, hanya 9 saham yang menguat, 552 saham melemah, dan 65 saham stagnan.
Sentimen Negatif: Tarif Resiprokal Donald Trump
Kepanikan pasar disebabkan oleh pengumuman tarif resiprokal terbaru oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sebesar 32% terhadap produk impor dari Indonesia. Kebijakan ini memicu kekhawatiran pelaku pasar akan potensi meluasnya perang dagang global serta gangguan pada rantai pasok internasional.
Menurut pengamat pasar modal dan Founder Stocknow.id, Hendra Wardhana, penurunan tajam IHSG merupakan bentuk respons terkompresi dari sentimen negatif global yang menumpuk selama libur panjang Lebaran. “Seluruh tekanan global yang tidak bisa direspons selama libur bursa akhirnya meledak dalam satu sesi,” ujar Hendra.
Saham-Saham Top Gainers Usai Trading Halt
Di tengah koreksi tajam pasar, beberapa saham justru berhasil mencatatkan kenaikan mencolok. Kenaikan terbesar mencapai 24,73%, datang dari sektor keamanan hingga teknologi dan properti. Berikut adalah daftar 10 saham top gainers di awal perdagangan pasca trading halt:
No | Kode Saham | Emiten | Harga (Rp) | Kenaikan (%) |
---|---|---|---|---|
1 | SOSS | PT Shield On Service Tbk | 464 | +24,73% |
2 | TALF | PT Tunas Alfin Tbk | 304 | +11,76% |
3 | TIFA | PT KDB Tifa Finance Tbk | 825 | +10,00% |
4 | NETV | PT MDTV Media Technologies Tbk | 157 | +9,79% |
5 | PTIS | PT Indo Straits Tbk | 236 | +9,26% |
6 | TGKA | PT Tigaraksa Satria Tbk | 6.450 | +6,61% |
7 | MGLV | PT Panca Anugrah Wisesa Tbk | 100 | +5,26% |
8 | IFSH | PT Ifishdeco Tbk | 755 | +4,86% |
9 | BALI | PT Bali Towerindo Sentra Tbk | 1.260 | +4,13% |
10 | BEEF | PT Estika Tata Tiara Tbk | 206 | +3,00% |
Performa IHSG dalam Beberapa Periode
Pelemahan IHSG tidak hanya terjadi dalam satu hari ini saja. Dalam sepekan terakhir, IHSG tercatat turun 5,53%, lalu selama satu bulan anjlok 5,72%. Dalam tiga bulan terakhir, indeks kehilangan 16,82% nilainya.
Sementara itu, dalam enam bulan IHSG melemah 24,51%, secara year-to-date (YTD) turun 16,50%, dan jika ditarik dalam satu tahun terakhir, IHSG telah terkoreksi 18,96%.
Kesimpulan
Meski pasar saham Indonesia sempat dihentikan sementara akibat tekanan luar biasa pada harga saham IHSG, munculnya sejumlah saham dalam daftar top gainers menunjukkan bahwa peluang meraih keuntungan tetap terbuka lebar, bahkan di tengah ketidakpastian. Saham-saham tersebut berhasil mencatatkan lonjakan harga signifikan, menjadi titik terang di tengah kepanikan pasar.
Fenomena ini menegaskan bahwa dalam kondisi pasar yang volatil, masih ada ruang bagi investor untuk menemukan peluang dari emiten-emiten yang memiliki sentimen positif, fundamental kuat, atau prospek jangka pendek yang menjanjikan.
Namun demikian, investor tetap perlu bersikap hati-hati dan cermat dalam menyikapi kondisi pasar yang masih rentan terhadap gejolak global. Sentimen negatif dari luar negeri, seperti kebijakan proteksionis atau ketegangan geopolitik, dapat memberi tekanan tambahan pada pasar domestik.
Oleh karena itu, strategi investasi yang bijak adalah dengan terus memantau perkembangan global, memahami langkah-langkah stabilisasi yang ditempuh otoritas keuangan, serta menjaga portofolio agar tetap seimbang dan tahan terhadap risiko. Dalam situasi seperti ini, disiplin dan pengambilan keputusan berbasis analisis menjadi kunci utama untuk bertahan dan meraih potensi keuntungan.