Nicolás Maduro: Dari Sopir Bus ke Target Termahal AS

Foto: Reuters

allintimes.com | Caracas – Nicolás Maduro Moros, Presiden Venezuela, memiliki kisah yang unik: dari sopir bus di Caracas hingga menjadi figur politik paling diburu oleh Amerika Serikat. AS kini menawarkan imbalan US$50 juta – senilai sekitar Rp820 triliun – untuk penangkapannya. Perjalanan politiknya penuh kontroversi dan sengketa internasional yang mendalam.

Awal Karier: Sopir Bus & Aktivis Serikat

Maduro lahir pada 23 November 1962 di kampung pekerja di Caracas. Tanpa menyelesaikan pendidikan tinggi, ia meniti karier sebagai sopir bus metro dan segera aktif dalam serikat pekerja transit. Kiprahnya di organisasi buruh menjadi batu loncatan menuju panggung politik Chavez, hingga akhirnya ia diangkat sebagai menteri luar negeri dan wakil presiden – lalu menggantikan Hugo Chávez setelah wafat di 2013.

Kepemimpinan yang Kontroversial

Sejak resmi jadi presiden, Maduro meneruskan kebijakan Chavismo: nasionalisasi industri, kontrol ketat ekonomi, dan menjalin aliansi kuat dengan Kuba dan Rusia. Namun, pemerintahannya dicap otoriter – dengan tuduhan pelanggaran HAM, manipulasi demokrasi, nepotisme, serta krisis ekonomi yang menyebabkan inflasi super, kekurangan barang pokok, dan eksodus massal warganya.

AS dan Imbalan US$50 Juta

AS telah mengajukan tuntutan federal terhadap Maduro atas tuduhan narco-terrorism dan konspirasi narkoba internasional sejak 2020 — imbalan pertama US$15 juta. Pada Januari 2025 naik menjadi US$25 juta, kini AS meningkatkan lagi menjadi US$50 juta. Tuduhan serius, termasuk bekerja sama dengan kartel seperti Cartel de Los Soles dan Tren de Aragua, dengan dugaan pengiriman kokain berbahaya ke AS.

Meskipun demikian, para ahli menilai langkah ini lebih bersifat simbolis, mengingat kontrol Maduro terhadap militer dan instansi keamanan dalam negeri masih kuat.

Dinamika Internasional di Balik Imbalan

Pengumuman tersebut dipicu oleh eskalasi retorik dan operasi AS, termasuk penempatan kapal perang dan operasi rudal terhadap kapal yang diduga penyelundup obat. Namun Maduro mengecam aksi itu sebagai manipulasi politik, dan tetap bertahan meskipun mendapat tekanan ekstrem internasional.

 

Nicolás Maduro adalah contoh nyata bagaimana seorang sopir bus bisa naik menjadi pemimpin satu negara dan sekaligus menjadi tokoh paling dicari oleh pemerintah terbesar di dunia. Kisahnya menggabungkan akar rakyat, kejayaan politik, penindasan domestik, dan konflik geopolitik yang memanas. AS menjadikan dia simbol pemerintahan yang dipandang kriminal — dan kini, kepala yang dihargai Rp820 triliun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *