Ribuan Warga Malaysia Turun ke Jalan, Protes Kepemimpinan Anwar Ibrahim
Kuala Lumpur, Malaysia – Ribuan warga Malaysia membanjiri jalan-jalan utama Kuala Lumpur dalam demonstrasi besar-besaran menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Anwar Ibrahim. Aksi massa ini menyuarakan kekecewaan terhadap sejumlah kebijakan pemerintah dan isu ekonomi yang membelit.
Aksi “Reformasi 2.0” Guncang Ibu Kota
Massa yang dikenal dengan nama “Reformasi 2.0” ini, digagas oleh berbagai kelompok masyarakat sipil dan oposisi, mulai berkumpul sejak pagi hari di beberapa titik strategis, termasuk Dataran Merdeka, Masjid Jamek, dan Pasar Seni, sebelum bergerak menuju pusat kota. Mereka mengenakan pakaian serba hitam, membawa spanduk bertuliskan kecaman terhadap pemerintah, dan meneriakkan slogan-slogan seperti “Anwar Turun!” dan “Tegakkan Keadilan!”. Suasana demonstrasi berlangsung damai namun tegas, dengan pengawasan ketat dari pihak kepolisian.
Inflasi dan Biaya Hidup Jadi Sorotan Utama
Salah satu isu utama yang memicu kemarahan publik adalah kenaikan harga barang pokok dan biaya hidup yang terus melambung. Banyak peserta demonstrasi mengeluhkan daya beli masyarakat yang semakin tergerus, sementara gaji tidak mengalami peningkatan signifikan. “Kami kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pemerintah harus serius mengatasi inflasi, bukan hanya beretorika,” ujar seorang demonstran yang enggan disebutkan namanya.
Tuntutan Reformasi dan Kebebasan Sipil Menguat
Selain masalah ekonomi, isu-isu terkait reformasi institusi dan kebebasan sipil juga menjadi sorotan. Para demonstran menuntut pemerintah untuk mempercepat reformasi peradilan, menjamin kebebasan berekspresi, dan menindak tegas praktik korupsi. Mereka juga menyuarakan kekhawatiran terhadap dugaan penyalahgunaan kekuasaan dan kurangnya transparansi dalam pengambilan keputusan pemerintah.
Oposisi Kritik Keras Kegagalan Janji Reformasi
Pemimpin oposisi, yang turut hadir dalam demonstrasi, memanfaatkan kesempatan ini untuk menyuarakan kritik pedas terhadap kepemimpinan Anwar Ibrahim. Mereka menuding pemerintah gagal memenuhi janji-janji reformasi yang diusung saat kampanye dan justru terkesan mengabaikan aspirasi rakyat. “Anwar Ibrahim harus mendengar suara rakyat. Jika tidak, gejolak ini akan terus berlanjut,” tegas salah satu politikus oposisi dalam orasinya.
Pemerintah Hormati Hak Berpendapat, Ingatkan Stabilitas
Menanggapi aksi massa ini, pemerintah Malaysia melalui juru bicaranya menyatakan akan menghargai hak warga negara untuk menyampaikan pendapat, asalkan dilakukan secara damai dan sesuai hukum. Namun, pemerintah juga mengingatkan agar tidak ada pihak yang mencoba memecah belah persatuan dan stabilitas negara. Perdana Menteri Anwar Ibrahim sendiri belum memberikan pernyataan langsung terkait demonstrasi ini. Demonstrasi besar ini merupakan tantangan serius bagi pemerintahan Anwar Ibrahim yang baru berkuasa, menyoroti urgensi langkah konkret dalam mengatasi krisis dan mengembalikan kepercayaan publik.