Rusia Gempur Ukraina dengan Serangan Udara Terbesar

Foto: BADAN DARURAT NEGARA UKRAINA via AFP

allintimes.com | Rusia memulai serangan udara paling masif sejak konflik meletus dengan menembakkan lebih dari 800 drone dan puluhan rudal ke wilayah Ukraina—menyebabkan kebakaran hebat di gedung pemerintahan pusat Kyiv, serta menewaskan sedikitnya empat orang, termasuk seorang bayi. Peristiwa ini membuka babak baru yang suram dalam perang tersebut.

Skala Serangan: Rekor Tertinggi Soal Drone dan Rudal

Menurut Angkatan Udara Ukraina, Rusia meluncurkan 805 drone dan 13 rudal, dengan serangan ini menjadi yang terbesar sepanjang perang. Kendati demikian, sistem pertahanan berhasil mencegat sebanyak 751 drone dan empat rudal.

Gedung kabinet di kawasan Pecherskyi, Kyiv mengalami kebakaran, ini menjadi simbol eskalasi baru karena merupakan pertama kalinya gedung pemerintahan langsung disasar musuh.

Korban dan Kerusakan Meluas

Akibat serangan ini, sedikitnya empat warga sipil tewas, termasuk seorang bayi dan seorang perempuan muda, selain puluhan lainnya yang terluka. Rusaknya infrastruktur meluas hingga ke distrik Darnytskyi dan Sviatoshynskyi, menambah persoalan kemanusiaan yang kian mendalam.

Di daerah lain seperti Zaporizhzhia, Kryvyi Rih, Odesa, Sumy, dan Chernihiv, serangan juga menyebabkan kerusakan parah terhadap gedung-gedung dan fasilitas warga.

Reaksi Kyiv dan Dorongan Internasional

Presiden Zelenskiy mengecam keras serangan itu sebagai tindakan agresi yang jelas dan memperpanjang konflik. Ia kembali mendesak sekutu Barat untuk memperkuat sistem pertahanan udara Ukraina agar serangan semacam ini bisa dilawan lebih efektif.

Perdana Menteri Yulia Svyrydenko dan Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko memanggil dunia untuk mengubah kemarahan menjadi tindakan nyata—dengan menegaskan bahwa “nyawa yang hilang tidak bisa kembali”.

Para pemimpin Eropa, seperti Presiden Macron dan PM Keir Starmer, juga mendesak penguatan sanksi dan dukungan militer terhadap Ukraina sebagai reaksi atas eskalasi ini.

Balasan Kyiv: Membidik Infrastruktur Energi Rusia

Militer Ukraina menyerang pipa minyak Druzhba di wilayah Bryansk, Rusia, sebagai respons terhadap agresi udara Rusia.

Makna Strategis dan Upaya Diplomatik

Serangan ini menjadi bukti nyata bahwa upaya diplomasi sulit membendung eskalasi militer saat ini. Sementara Rusia terus menunjukkan ketegasan menghadapi tekanan global, tekanan diplomatik internasional juga makin kuat—terutama menjelang kemungkinan pembahasan keamanan di tingkat dunia.

Tanpa gencatan senjata yang konkrit dan sistem pertahanan udara memadai, Ukraina tetap berada di bawah ancaman besar, yang semakin memperjelas pesimisme terhadap berakhirnya konflik dalam waktu dekat.

Rusaknya Harapan Damai

Serangan udara skala terbesar ini mengoyak kedamaian yang rapuh. Serangan Rusia membakar gedung pusat pemerintahan Kyiv, melukai warga sipil, dan mendorong sekutu Ukraina meningkatkan bantuan militer. Sementara itu, Putin menunjukkan dia masih memilih opsi militer meski diplomasi telah berlangsung.

Ini bukan sekadar serangan udara—melainkan pengingat keras bahwa perang ini belum menemukan jalan keluar. Dan harapan untuk perdamaian mendesak butuh prioritas nyata dari dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *