Indonesia Tegaskan Komitmen Kelola Laut Berkelanjutan di UNOC Prancis!
allintimes.com | Indonesia mempertegas komitmennya untuk kelola laut berkelanjutan UNOC saat hadir di UNOC-3 di Nice, Prancis. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan kesiapan Indonesia memperluas kawasan konservasi laut, mengawal ekonomi biru, dan memperkuat kolaborasi global terhadap isu kelautan.
Dalam Konferensi Kelautan PBB ke-3 (UNOC-3) di Port Lympia, Nice (9–13 Juni 2025), Trenggono menegaskan posisi Indonesia sebagai pemimpin global di bidang laut berkelanjutan. Ia menyampaikan urgensi kerja sama lintas-negara menghadapi tantangan seperti pemanasan laut, pengasaman laut, stok perikanan menurun, dan maraknya polusi laut. Indonesia juga menekankan pentingnya aksi nyata—bukan sekadar wacana—melalui kebijakan ekonomi biru yang sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs).
Manurut data, Indonesia kini telah melindungi lebih dari 29 juta hektare kawasan laut, menjadikannya salah satu negara dengan cadangan karbon biru terbesar dunia—menyumbang ~17% karbon biru global dari mangrove dan lamun. Komitmet utama Indonesia adalah fokus pada perluasan MPA hingga 30% kawasan laut Indonesia pada 2045. Menteri Trenggono juga menekankan tata kelola perikanan berkuota, akuakultur berkelanjutan, serta sistem pengawasan pesisir dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah laut.
Respons Dunia Internasional
Indonesia menawarkan kerjasama riset laut, transfer teknologi, dan inovasi pembiayaan—termasuk Coral Reef Bond dan Ocean 20 di Presidensi G20. Rancangan ratifikasi perjanjian BBNJ diserahkan ke forum PBB, menunjukkan kepedulian Indonesia terhadap keanekaragaman hayati laut di wilayah lepas territorial. Indonesia juga mengumumkan kesediaannya menjadi tuan rumah Ocean Impact Summit pada Hari Laut Sedunia 2026, guna mempromosikan keahlian-kolaboratif dalam ekonomi biru, blue food, blue energy, dan blue diplomacy.
Analisis & Arah Kebijakan ke Depan
- Perluasan konservasi laut hingga 30% jadi tujuan strategis; pemerintah perlu dukungan dana, sains, dan SDM.
- Ekonomi biru diintegrasikan dalam RPJMN dan RPJPD lewat pendanaan inovatif dan kolaborasi internasional.
- Implementasi BBNJ jadi bukti komitmen multilateral Indonesia untuk pengelolaan laut global.
- Ocean Impact Summit 2026 menjadi momentum konsolidasi aksi global guna menjawab perubahan iklim dan ketahanan pangan laut.
Penegasan kelola laut berkelanjutan UNOC menempatkan Indonesia tak hanya sebagai negara maritim besar, tapi juga pemimpin aksi nyata global. Jika semua komitmen terimplementasi, ini bisa jadi tolok ukur pengelolaan laut modern.
Bagikan artikel ini bila kamu mendukung Indonesia pimpin agenda ekonomi biru global! Tulis komentar: inisiatif mana yang paling krusial—MPA, pendanaan inovatif, atau summit internasional?