Mentrans Dorong Sekolah Rakyat Tingkatkan SDM di Kawasan Transmigrasi

Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara [Foto: Humas Kementrans]

allintimes.com | Jakarta — Menteri Transmigrasi, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara, menegaskan pentingnya pendirian Sekolah Rakyat di kawasan transmigrasi sebagai salah satu solusi strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Langkah ini digulirkan dalam kolaborasi bersama Kementerian Sosial (Kemensos) untuk memperkuat pemerataan akses pendidikan di wilayah-wilayah terpencil.

Tujuan Pendirian Sekolah Rakyat

Menurut Mentrans Iftitah, Sekolah Rakyat dirancang untuk memberi akses belajar yang inklusif dan bermutu — terutama bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu dan komunitas adat terpencil. Program ini juga upaya konkret mendukung visi Presiden Prabowo Subianto dalam memperluas akses pendidikan bagi masyarakat yang kurang terlayani.

Pilot Project dan Lokasi Sasaran

Program ini akan dimulai melalui pilot project yang diprioritaskan di Papua Pegunungan, meliputi Wamena dan Yahukimo, serta direncanakan diekspansi ke Sumba Timur. Pendekatan boarding school dipilih karena dinilai paling sesuai untuk kondisi geografis dan kebutuhan pendidikan di kawasan transmigrasi.

Sinergi Antar Kementerian dan Target Jumlah Sekolah

Sekolah Rakyat menjadi bukti nyata sinergi antara Kemensos dan Kementrans. Hingga saat ini, sebanyak 63 sekolah telah beroperasi. Targetnya adalah menjangkau 100 sekolah pada 15 Agustus 2025, dan 159 sekolah pada awal September, dengan total kapasitas lebih dari 15.000 siswa. Nantinya, pendidikannya dilengkapi dengan fasilitas seperti makan bergizi tiga kali sehari dan asesmen bakat berbasis AI untuk mendeteksi potensi peserta didik secara cepat dan akurat.

Relevansi Pendidikan untuk SDM Transmigrasi

Selain pendidikan formal, Sekolah Rakyat juga diharapkan menjadi kunci untuk memperkuat ekosistem ekonomi di kawasan transmigrasi. Mentrans menegaskan bahwa peningkatan kompetensi SDM adalah bagian fundamental dari pembangunan kawasan berbasis investasi, industrialisasi, dan hilirisasi. Hal ini sejalan dengan kebutuhan untuk menciptakan tenaga kerja yang terampil dan produktif di lokasi investasi seperti pengembangan tebu oleh investor.

Menghadapi Tantangan dan Harapan

Pendidikan menjadi sarana untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem dan menggali potensi generasi muda di perbatasan negeri. “Sekolah Rakyat adalah miniatur pengentasan kemiskinan terpadu dan penjaga masa depan cerah generasi muda,” ujar Mensos Saifullah Yusuf.

Kesimpulan

Pendirian Sekolah Rakyat di kawasan transmigrasi merupakan kebijakan afirmatif yang tidak hanya menjawab tantangan geografis dan sosial, tapi juga memperkuat SDM sebagai pondasi pembangunan berkelanjutan. Keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada implementasi lapangan, sinkronisasi antarlembaga, dan kejelasan target capaian. Publik menantikan hasil konkret berupa peningkatan kualitas pendidikan dan SDM di daerah 3T, yang kelak turut mengantarkan pertumbuhan inklusif di seluruh Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *