WASPADA! Ahli Ungkap Dampak Mengerikan Kecanduan Game Pada Anak, Bukan Sekadar Main-Main!

source image: pexels.com

allintimes.com | JAKARTA – Fenomena anak-anak yang tak bisa lepas dari gawai dan game online semakin meresahkan. Apa yang seringkali dianggap sebagai hobi atau sekadar hiburan, nyatanya menyimpan dampak serius yang mengancam perkembangan fisik, mental, dan sosial mereka.

Menurut para ahli, kecanduan game adalah masalah nyata yang harus ditangani serius oleh orang tua. Kondisi ini bukan lagi sekadar persoalan teknis, melainkan sebuah krisis perilaku yang dapat merusak masa depan anak.

 

Kecanduan game, yang kini diakui sebagai gangguan perilaku oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), memicu serangkaian perubahan negatif pada anak. Kondisi ini menuntut perhatian penuh dari orang tua dan pihak terkait, sebab dampaknya tidak bisa dianggap enteng.

Gejala yang Kerap Terabaikan: dari Emosi Hingga Komunikasi

Saat seorang anak mulai kecanduan game, perubahan perilaku menjadi gejala yang paling kentara. Mereka seringkali menunjukkan emosi yang tidak stabil, mudah marah, dan kurang sabar, terutama ketika dilarang bermain. Sikap ini seringkali sulit dikendalikan dan bisa memicu konflik dalam keluarga.

Komunikasi verbal dengan orang tua pun cenderung berkurang drastis, digantikan oleh interaksi di dunia virtual. Anak-anak menjadi sulit diajak bicara dan kerap mengabaikan perintah, seperti makan, mandi, atau mengerjakan tugas sekolah.

Selain itu, menurut penelitian, anak yang kecanduan game seringkali mengadopsi bahasa dan perilaku kasar dari lingkungan online mereka. Mereka bisa mempelajari kata-kata makian dan bersikap kurang sopan kepada orang di sekitar. Preferensi mereka terhadap interaksi virtual membuat mereka kesulitan menjalin hubungan sosial di dunia nyata, yang pada akhirnya dapat menyebabkan isolasi sosial dan kecemasan saat harus berinteraksi langsung dengan teman sebaya.

Ancaman Nyata pada Fisik dan Akademik Anak

Dampak negatif kecanduan game tidak hanya terbatas pada aspek mental dan sosial, tetapi juga merusak kesehatan fisik. Anak-anak yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar cenderung kurang bergerak. Hal ini berpotensi memicu obesitas, gangguan penglihatan, serta masalah tulang belakang.

Pola tidur mereka juga terganggu, yang berdampak langsung pada konsentrasi dan energi mereka keesokan harinya. Dalam jangka panjang, kecanduan ini bahkan bisa memicu depresi, rasa cemas, dan penurunan nafsu makan yang serius.

Secara akademis, kecanduan game menjadi bom waktu yang siap meledak. Anak-anak menjadi sulit fokus di kelas dan seringkali kehilangan motivasi belajar. Akibatnya, nilai sekolah mereka dapat menurun secara drastis. Berbagai laporan dari portal berita seperti Kompas.com dan CNN Indonesia juga menyoroti bagaimana kecanduan gawai menjadi salah satu faktor utama penurunan prestasi akademik di kalangan pelajar.

Peran Orang Tua dan Solusi yang Harus Diambil

Melihat bahaya yang mengintai, peran orang tua menjadi sangat vital. Ahli merekomendasikan orang tua untuk secara aktif membatasi waktu bermain anak, mengalihkan perhatian mereka ke aktivitas fisik atau hobi lain, serta membangun komunikasi yang terbuka. Jika gejala kecanduan sudah parah, tidak ada salahnya mencari bantuan profesional seperti psikolog atau konselor.

Sama seperti yang dilaporkan oleh berbagai sumber terpercaya, pendekatan yang tegas namun penuh kasih sayang sangat diperlukan. Kecanduan game bukan aib, melainkan kondisi yang bisa diatasi dengan penanganan yang tepat dan dukungan penuh dari keluarga. Memahami bahayanya adalah langkah awal untuk melindungi masa depan anak dari ancaman virtual.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *