Belanda Siap Bawa 30 Perusahaan Hortikultura: Investasi Green House Dorong Pertanian Modern Indonesia

allintimes.com – Indonesia akan segera menjadi tuan rumah bagi gelombang baru investasi asing di sektor pertanian. Pemerintah Belanda menyatakan siap bawa lebih dari 30 perusahaan hortikultura ke Indonesia pada Juni 2025. Fokus utama mereka adalah pengembangan teknologi rumah kaca (green house) yang diharapkan mampu mendorong pertanian modern dan ketahanan pangan nasional.

Langkah strategis ini merupakan bagian dari upaya Belanda untuk menjalin kemitraan jangka panjang, alih-alih hanya menjual produk teknologi. Dengan rekam jejak sebagai salah satu eksportir produk hortikultura terbesar di dunia, Belanda bertekad membawa pengalaman dan teknologi terbaiknya ke Indonesia yang dikenal memiliki potensi pertanian yang sangat besar.

Mengapa Green House Jadi Solusi Pertanian Masa Depan?

Teknologi green house atau rumah kaca adalah sistem pertanian tertutup yang mampu mengontrol suhu, kelembapan, cahaya, hingga nutrisi tanaman secara optimal. Sistem ini memungkinkan budidaya tanaman dilakukan secara efisien dan berkelanjutan, bahkan di tengah tantangan perubahan iklim yang semakin ekstrem.

Menurut Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Marc Gerritsen, teknologi green house memberikan kemampuan untuk mengendalikan dan memaksimalkan hasil panen. Hal ini sangat penting, mengingat iklim tropis Indonesia yang tidak menentu bisa menyebabkan kerugian besar bagi petani konvensional.

“Dengan green house, hasil panen bisa dikendalikan dan dimaksimalkan. Kami percaya ini bisa menjadi solusi untuk ketahanan pangan di masa depan,” ujar Gerritsen saat pertemuan di Kantor Kementerian Pertanian Indonesia, Senin (13/5).

Lokasi Prioritas dan Skema Kolaboratif

Misi dagang Belanda ini akan dipimpin oleh Menteri Perdagangan Belanda dan Wakil Menteri Pertanian, yang dijadwalkan akan mengunjungi sejumlah lokasi strategis seperti Bandung, Sumatera Utara, dan wilayah-wilayah food estate di Indonesia.

Tidak hanya perusahaan swasta, delegasi ini juga akan melibatkan universitas dan lembaga riset terkemuka dari Belanda yang fokus pada inovasi pertanian. Kolaborasi ini bertujuan menghadirkan pendekatan sistemik yang melibatkan petani, institusi pendidikan, sektor swasta, dan pemerintah lokal.

Menurut Joost van Uum, Kepala Bagian Pertanian Kedutaan Besar Belanda, “Kami menawarkan solusi yang bisa disesuaikan. Mulai dari green house canggih bernilai jutaan dolar per hektare, hingga model sederhana berbasis plastik untuk petani kecil.”

Artinya, Belanda tidak hanya membawa teknologi mahal, tetapi juga membuka peluang bagi petani kecil untuk mengakses model rumah kaca yang lebih terjangkau, tanpa mengorbankan efisiensi dan produktivitas.

Contoh Implementasi Sukses: Bandung dan Sumatera Utara

Belanda telah mengamati beberapa pilot project green house yang sukses diterapkan di Indonesia, seperti di Bandung dan Sumatera Utara. Di Bandung, sebuah sekolah boarding diketahui mengoperasikan green house edukatif yang berfungsi sebagai pusat pelatihan pertanian modern bagi siswa.

Sementara di Sumatera Utara, perusahaan bernama Sweet Greens sukses mengelola lahan seluas 10 hektare menggunakan sistem green house untuk memproduksi selada, cabai, dan tomat secara berkelanjutan.

Model seperti ini dinilai sangat potensial untuk direplikasi di berbagai daerah, terutama jika melibatkan kolaborasi antara swasta, pendidikan, dan pemerintah lokal. Dengan ekosistem kolaboratif ini, adopsi teknologi akan menjadi lebih cepat dan merata.

Investasi Swasta: FrieslandCampina dan Green House Industri Susu

Tidak hanya sektor publik, sektor swasta juga menunjukkan ketertarikan besar terhadap pengembangan rumah kaca di Indonesia. Salah satu perusahaan besar yang siap berinvestasi adalah FrieslandCampina, induk dari Frisian Flag Indonesia.

FrieslandCampina dikabarkan tengah menyiapkan pembangunan 30 hingga 40 green house kecil di berbagai lokasi dengan total lahan mencapai 30 hektare. Proyek ini akan menjadi bagian dari rantai pasok pertanian yang terintegrasi dengan industri susu.

“Kami percaya pendekatan sistemik sangat penting. Mulai dari petani, teknologi, hingga pembeli akhir harus terhubung dalam satu ekosistem yang efisien,” kata Joost.

Potensi Indonesia: Iklim Tropis, Tenaga Kerja, dan Lahan Subur

Indonesia memiliki berbagai keunggulan alamiah yang menjadikannya lokasi ideal untuk transformasi pertanian modern. Iklim tropis, ketersediaan tenaga kerja, dan lahan subur menjadi modal utama yang tak dimiliki banyak negara.

Namun, tantangan juga tak sedikit. Menurut data, adopsi teknologi pertanian canggih seperti green house sering terhambat oleh keterbatasan pendanaan, pelatihan, dan kemitraan jangka panjang. Inilah yang coba diatasi oleh misi ekonomi Belanda.

Melalui kerja sama ini, Belanda tidak hanya menawarkan investasi, tetapi juga program pelatihan teknis bagi petani Indonesia agar bisa menguasai teknologi baru dan menerapkannya secara mandiri.

“Teknologi tak akan berguna tanpa orang yang bisa mengoperasikannya. Kami ingin memastikan petani lokal bisa memanfaatkan teknologi ini dengan baik,” tegas Gerritsen.

Evaluasi Food Estate: Belanda Ingin Lihat Langsung

Salah satu fokus kunjungan delegasi Belanda adalah meninjau kawasan food estate, proyek besar pemerintah Indonesia yang sempat menuai kritik karena produktivitasnya yang dianggap rendah.

“Kami ingin melihat langsung. Mungkin ada pendekatan berbeda yang bisa kami tawarkan, agar lahan tersebut bisa benar-benar produktif dan berkelanjutan,” ujar Gerritsen.

Belanda dikenal memiliki produktivitas tinggi dalam pertanian sistem tertutup, bahkan dengan lahan yang sempit. Maka tak heran jika pendekatan yang ditawarkan bisa menjadi alternatif solusi bagi optimalisasi lahan food estate di Indonesia.

Peluang Perdagangan dan Pertumbuhan Nilai Ekspor

Misi investasi ini juga diharapkan memperkuat kerja sama perdagangan bilateral Indonesia-Belanda, khususnya di sektor pertanian. Tahun lalu, nilai perdagangan kedua negara di sektor ini mencapai lebih dari EUR 700 juta dan berpotensi meningkat signifikan apabila proyek green house berjalan sukses.

Dengan meningkatnya produksi dalam negeri melalui teknologi rumah kaca, Indonesia tidak hanya akan memperkuat ketahanan pangan nasional, tetapi juga membuka peluang untuk ekspor hasil hortikultura ke pasar global.

Masa Depan Pertanian Indonesia Semakin Cerah

Kehadiran lebih dari 30 perusahaan hortikultura Belanda di Indonesia pada Juni 2025 menandai babak baru dalam modernisasi pertanian nasional. Teknologi green house yang terbukti efisien dan berkelanjutan menjadi kunci transformasi menuju pertanian cerdas.

Dengan dukungan pelatihan, investasi, dan kemitraan lintas sektor, pertanian Indonesia punya peluang besar untuk naik kelas. Yang diperlukan adalah keberanian untuk berubah, keterbukaan untuk berkolaborasi, dan komitmen untuk membangun ekosistem pertanian modern yang menguntungkan semua pihak—dari petani hingga konsumen akhir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *